Jumat, 03 Agustus 2012

Bukan Surat yang Terakhir



Tuhan sekiranya engkau beri aku waktu..

sebentar lagi saja Tuhan, aku masih belum siap, atau mungkin aku tidak akan pernah siap untuk dia tinggalkan..


aku yang menaruh harapan , aku yang menaruh cinta, aku yang menyandu dia Tuhan...  jangan izinkan dia untuk kembali sekarang, jangan dulu Tuhan..


berikan kami waktu untuk memperjuangkan cerita hidup kami,
entah berapa banyak lagi lembaran yang harus kami isi,
entah bagaimana akhir cerita nya, tapi jangan dulu sudahi sekarang..


Mata nya, bibirnya, tangannya, jari-jarinya, bahunya, bau tubuhnya, berut buncitnya, bintik di pahanya, jempol kakinya,
ah tidak Tuhan.. aku masih belum sanggup kehilangan semuanya, aku menyandu dia Tuhan.. jangan...


Cara dia memandang aku, mendekap aku, mencium lembut bibiku..
jangan berakhir...


aku percaya bahwa tidak ada perempuan yang mampu kucintai seperti cintaku terhadapnya.
aku percaya dia perempuan terbaik dari Mu.


jika kelak cinta mendewasakan kita, atau membawa kita kembali 'pulang'..
biarkan saat ini menjadi saat terakhir, dimana aku akan berjuang sebisa ku semampu ku..
berjuang untuk cinta terbaik, cinta yang memang hanya miliknya..


perempuanku, jangan sudahi..
kalaupun memang kisah cinta kita ini adalah terlarang,
mengapa kita ijinkan hati ini untuk saling jatuh cinta?
karena aku menginginkan kamu jadi yang terakhir! bukankah kamu juga begitu?
ingatkah itu Liz? saat pertama kita saling memiliki..? saat ciuman pertama kita dalam takjubku...?


Cerita kita masih harus diperjuangkan,
kita belum sampai di titik penghabisan,
sebelumnya belum pernah ku menuliskan permintaan ini pada Tuhan, pada mu..
ayolah Liz, perjalanan kita masih panjang, skalipun sudah terlihat di depan mata..
semuanya belum tentu, belum tentu aku di pinang atau di paksa orang tua ku tuk pulang..
aku masih mampu memperjuangkan kamu Liz..
aku masih mampu..
jangan menyerah dulu Liz...
ambisi ku terlalu berlebih terhadapmu, aku yang terlalu kalut dalam percintaan rumit ini,,
aku yang terlalu amat sangat mencintaimu, yang ingin bersama kamu selamanya seperti cerita di negri dongeng sebelum anak-anak tidur, aku yang mencintaimu dengan keterbatasan...
dengan kenaifan ku...


kalaupun kamu memaksa,
atau takdir membawamu pulang,
kebali ke dogma dan agama,
ataupun hanya usia,
hanya ini sedikit ucapan dari lubuk hati perempuan yang menyandumu,


"terimaksih sudah ada di dalam hidupku, menjadi rema di setiap langkahku, mengubah kekerasan hatiku, telah mengumpulkan kepingan hatiku yang dulu telah remuk, meredam setiap egoku yang seringkali memuncak, merawatku dengan penuh kasih, mengajarkan ku ketabahan, terimakasih perempuanku, untuk menghabiskan waktu mu demi perempuan kesepian ini, hingga saat kutuliskan kata terakhir dalam catatan ini, aku pastikan bahwa kamu yang terindah.. yang aku punya.. kamulah hidup dan duniaku....Liz"



Perempuan yang mencintaimu,

Deyy